Sabtu, 28 Januari 2012

Donna (pt 7)

"Kita sampai! Kau boleh turun sekarang Cher" kata mark. "Disini?" Sambar Donna.
"Kau turun lah, mau sampai kapan kau diatas kuda"kata George
"Aku tak melihat ada rumah sama sekali disini" kata Cherry, disusul oleh anggukan setuju dari Donna.
"Tunggu sampai kau mendongak" kata Mark. Maka mereka pun mendongak. Rumah pohon. Penyihir itu tinggal dirumah pohon rupanya. Wajah dua gadis itu terperangah melihatnya.
"Tapi bagai mana kita masuk? Aku tak melihat tangga disini" tanya Donna sambil melihat sekeliling, George pun mulai berteriak "Ny.Zimbi!!"
"Nyonya kau didalam? Boleh kami masuk!" Katanya lg.
Lalu terdengar suara wanita dr dlm. "Siapa itu kami?"
"Aku George, Sepupuku Mark, Putri dan seorang pelayannya"
"Sebutkan kata sandinya nak!"
"Mana aku tau!" George mengutuk.
"Kau benar, itu kata sandinya" lalu sebuah tangga dengan tali turun dari celah petak di rumah pohon itu.
“Naiklah”, kata George menatap Donna. Akhirnya dia naik disusul oleh Cherry, Mark dan terakhir George. Donna begitu antusias ingin melihat isi rumah si penyihir. Isinya luar biasa! Betul-betul layaknya seorang penyihir. Ada cermin sebesar Tembok yg retak-retak. Ada baskom ramuan mendidih. Dll

Mereka masih terkesima dengan isi rumah itu. Dan Ny.zimbi pun muncul. Diluar dugaan Donna. Ny.Zimbi amat cantik, dan wajahnya ramah. Mereka tadinya berpikir akan bertemu penyihir gendut yg suka berbicara dgn binatang selain anjing. Ternyata ... Donna terkaget kaget.

"Kalau boleh ku tebak, kau adalah putri raja yg ingin menyembuhkan ayahmu lalu menemui ku kan?” Tanyanya .
"Bagaimana kau bisa tau?"
"Aku penyihir, nona, jangan terlalu heran" katanya sambil mengibaskan tangan. "Dan kau Pangeran George, lama tak bertemu" George menegang.
"Maaf, tunggu sebentar! Siapa? George? Pangeran?" Donna memotong pembicaraan dengan mata terbelalak & keheranan. "George…. Kau … seorang pangeran?" Donna bertanya, matanya menyipit, menyelidiki. George hanya diam.
"Kau pembohong George" kata Donna agak sedikit dengan wajah jijik.
"Aku tidak pernah berbohong. Itu karena kau tidak pernah bertanya" jawabnya membela diri.

"Tunggu, kalau George adalah pangeran, apakah mngkn Mark juga?" Tanya Cherry tiba-tiba menatap Mark.
"Aku? Tidak Cher, satu pengeran cukup"
"Tentu saja satu pangeran cukup, dan satu. Orang putra mahkota. Iya kan Markus?" Cetus Ny.Zimbi
"Putra apa? Putra mahkota? Kalian bercanda!" sekali lagi Donna tercengang akan kenyataan yang baru diutarakan oleh Ny.Zimbi.
“Mark, katakan bahwa Ny.Zimbi hanya bercanda” pinta Cherry
"Dia tidak bercanda Cher, dan dapat kupastikan kau akan menjadi Putri mahkota bagiku" Jawab Mark menggenggam tangan Cherry. Suasana menjadi aneh.
"Kurasa kalian harus berhenti sekarang, karena aku mau muntah melihat kalian berdua" seru Donna.
"Aku ikut dengan mu!" Kata Ny.Zimbi mengangkat tangannya.

"Sudah lah, kita sudahkan saja. Ny.Zimbi kau tau tujuan kami datang kemari. Bolehkah kami meminta obat itu sekarang?" Tanya George.
"Oh, tentu saja, aku sudah tau kalian mau datang, Pyrota mengawasi kalian sepanjang jalan asal kau tau, dia burung beo yang cerdas." Katanya
"Burung beo katamu? Jadi bayangan yg sering mucul itu, burung beo?" Kata George seperti tdk percaya.
"Memang kau kira apa?" Tanya Ny.Zimbi sambil tertawa mencemooh.
"Nah ini dia, obatnya" mengeluarkan sebuah botol kecil dr lemari, lalu mengisinya dengan ramuan yg ada didalam kuali mendidih diatas kompor.

"Segera berikan pada ayahmu, obat ini hanya bisa bertahan selama satu jam, atau efeknya akan hilang" menyodorkan botol itu pada Donna.
"SATU JAM!!" Mereka serempak berteriak, Ny.Zimbi pun ikut kaget.
"Ada apa anak-anak? Kukira kalian sudah mendapat yg kalian mau kan?"
"Begini, kurasa kau salah hitung Nyonya, karena perjalanan kami kesini butuh dua hari, dan kau memberi kami satu jam untuk kembali?" Donna merepet.
"Aku tidak sejahat itu tuan putri, aku pasti punya alasan, kau lihat cermin itu? Kau akan pulang dari sana" Menunjuk cermin sebesar dinding.
"Kurang dari satu menit kurasa" Mark berkomentar.
"Kurasa kau benar Mark" sahut Donna.
"Jadi tunggu apa lagi?" Kata Donna menuju cermin, namun semuanya berdiam, seperti hanya Donna yang antusias.
"Ada apa ini? Kalian tidak ikut dengan ku? Cherry?" Donna menatap mereka satu persatu tercengang.
"Akuu.. Maafkan aku yang mulia, tapi kurasa aku akan ikut Mark ke negerinya, kau tau maksudku kan, maafkan aku" Donna tak habis pikir. Wajahnya memancarkan bahwa dirinya tidak terima.
"Baiklah Cher, tapi kuharap kau sempat kembali untuk meminta ijin dari ibumu, atau aku akan bilang kau mati dimakan harimau!" Ungkapnya.
Tenang saja!" Kata Mark dan Cheery bersamaan.
"Tenang yg mulia, aku pasti kembali, walaupun sebentar. Untuk pamit kepada mereka" lanjut Cherry
"Dan kau George, well, aku tak berharap betul kau mau ikut" ujar Donna sambil tercekat.
"Tugasku sudah selesai, Putri" jawab George.
Donna bisa merasakan airmata yg hampir keluar dari pelupuk matanya. Suaranya gemetar menahan tangis. Menelan ludah dan menggigit bibirnya.
"Baiklah, aku pulang.. Terimakasih banyak teman-teman, Sungguh aku berhutang banyak pada kalian. Semoga kalian bahagia" ucapnya lirih
"Kau kehilangan waktumu nona" Ny.Zimbi mengingatkan.
"Baiklah, sampai jumpa" sesaat Donna melompat ke dalam cermin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar