Selasa, 24 Januari 2012

Donna (Pt 4)


Sama kaget nya, Mark pun terbelalak. "Tu..tuan putri?!" George bingung,
"Siapa tuan putri? Wanita ini??" Menunjuk kearah Donna. "Serius?" lanjutnya.
"Sekarang kau tau siapa aku yang hampir mati ditabrak kuda mu! Kurasa belum terlambat kalau kau mau minta maaf!",
"Minta maaf? Aku? Kau bercanda. Aku tidak akan mau!"
Melihat ketegangan ini Mark menegahi "Hei, sudahlah George, apa susahnya sih?" Melihat Donna " Maafkan kami Yang Mulia" Donna mengangguk.
George diam saja, kembali ke kuda. Seperti memeriksa keadaan kudanya. Atau mungkin hanya pura-pura memeriksa, karena malu dan gengsi.
Mark tetap ditempat. "Sebenarnya apa yang sedang dilakukan yang mulia disini?"
"Aku? Umm, Sebenarnya ceritanya panjang. Begini.....” lalu Donna menceritakan semuanya, mulai dari peristiwa kebun buah dan ayahnya yang jatuh sakit karenanya.
"Begitu lah, jadi kupikir mengingat supir kereta yang kabur, dan kami juga tidak tau arah. Jadii....." menatap Mark, dengan maksud tertentu.
Mark mengangkat alisnya, "Maksudmu?? Kami .. Oh aku mengerti maksudmu. Tapi aku tidak yakin rekanku disana akan setuju"
Mereka serempak menoleh ke arah George yang sedang menyibukkan dirinya sendiri.
"Tenang, aku ada ide, kau Cherry, berbaringlah!! Sekarang!"
"Aku? Kenapa?"
"Sudah, lakukan saja, jangan buka mata sebelum aku suruh! Sekaraaanngg!!"
"Di tanah ini Yang mulia??"
" Iya, masa dikasur!!"
Cherry menurut, dia berbaring di tanah, "Sebenarnya apa maumu?" Tanya mark.
"Kau ikuti saja!" Lalu donna mulai berteriak. "ASTAGA CHERRY!!"
"Cherry kau kenapa?? Bangun!!" Donna menjerit2 & duduk di sebelahnya. Cherry membuka mata mengintip, yg disambut oleh mata melotot Donna.
"Mark, kita harus mengangkatnya kedalam kereta. Tapi kurasa kau tidak kuat sendiri, harusnya kita bisa mendapat bantuan seorang lagi!"
Merasa tersindir, George menengok. Namun masih ragu mau menolong atau tidak "George, kurasa aku butuh bantuanmu!!" Panggil Mark.
Dengan wajah kesal, George mendatangi mereka dan bersama-sama menggotong Cherry kedalam kereta "Tak seberat yg kukira" katanya.
"Aku sedang lemas" jawab mark membela diri. "Kau naik lah, aku akan mengemudikan keretanya." Lanjut mark bergegas ke tempat kemudi.
"Kenapa aku harus ikut? Aku tidak mau satu kereta dengan orang macam dia" menoleh ke arah Donna yg sudah didalam. "Lagipula kudaku?"
"Baiklah, kau bawa kudamu ikut denganku, kita harus ikut George. Mereka cuma berdua saja. Kurasa kau masih punya rasa kasihan kan?"
"Terserah kau lah!!" George akhirnya menyerah. Membawa kudanya mengikuti disamping kereta.
"Kau mau bawa mereka ke mana?" 
"Kau tau Ny.Zimbi?"
"Penyihir itu? Jangan bilang kita akan kesana? Kau bercanda mark! Memang dia sakit apa sampai harus dibawa kesana?"
"Bukan, kita bukan kesana untuk mengobati wanita itu. Tapi untuk mengobati sang Raja. Ayah tuan putri yang sedang sakit keras" jelas Mark. "Kurasa, kita harus berhenti disini, kau tau jalan kesana agak sulit ditempuh apabila kita membawa kereta ini. Suruh mereka turun"
Dengan ogah-ogahan George mengetuk pintu kereta. Mereka menjawab dari jendela.
"Ada apa? Kita sudah sampai?"
"Hooo, kau pikir sedekat itu. Turunlah, dari sini kita naik kuda saja. Tidak mungkin naik kereta ke rumah penyihir Zimbi." Donna turun dengan ragu "Penyihir siapa?"
"Ny.Zimbi. Menurut peta ini, tempat yang kau maksud sepertinya rumah Ny.Zimbi. Dia penyihir hutan" kata Mark yang baru turun dari tempatnya.
"Penyihir? Kupikir dia tabib. Maksudku, kupikir orang yang bisa menyembuhkan ayahku adalah tabib. Siapa tadi namanya? Zimbi?" Donna heran.
"Tempatnya masih jauh, beruntunglah kalian bertemu kami, kalau tdk kalian mungkin sdh dimakan harimau" Ketus George "Harimau?" Cherry panik.
"Jangan dengarkan dia Cher, dia suka bercanda. Yang harus kau takutkan adalah George yg mungkin menyerangmu saat kau lengah" Cherry merona.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar